Di dunia yang serba konsumtif ini, dua konsep yang sering muncul adalah hidup sederhana (frugal living) dan hidup minimalis. Kedua istilah ini sering dianggap sama, padahal sebenarnya mereka memiliki pendekatan yang berbeda terhadap cara kita menjalani hidup. Dalam artikel ini, kita akan membahas perbedaan antara keduanya dan memberikan contoh konkret agar kamu bisa menentukan gaya hidup mana yang paling cocok untukmu, terutama bagi mahasiswa, pasangan baru menikah, dan first jobber yang sedang mencari keseimbangan antara keuangan dan gaya hidup.
1. Apa Itu Hidup Sederhana (Frugal Living)?
Hidup sederhana atau frugal living berfokus pada pengelolaan keuangan secara bijaksana dengan cara mengurangi pengeluaran yang tidak perlu. Tujuan utama dari gaya hidup ini adalah menghemat uang sebanyak mungkin untuk mencapai kebebasan finansial atau memenuhi tujuan tertentu, seperti menabung untuk masa depan atau menghindari utang.
Prinsip utama dari hidup sederhana adalah berhemat tanpa mengorbankan kualitas hidup. Orang yang menjalani gaya hidup ini akan memilih untuk membeli barang atau jasa dengan harga lebih terjangkau, namun tetap memperhatikan kualitas dan manfaatnya.
Baca Juga: Lima Ide Usaha UMKM dengan Modal Kecil yang Bisa Kamu Coba
Contoh Konkret Hidup Sederhana:
- Memasak di Rumah: Daripada sering makan di restoran atau membeli makanan siap saji, kamu lebih memilih memasak makanan sendiri di rumah. Meskipun membutuhkan waktu dan usaha lebih, ini jelas lebih hemat.
- Membandingkan Harga: Ketika membeli barang, seperti pakaian atau barang elektronik, kamu akan membandingkan harga dari beberapa tempat untuk memastikan kamu mendapatkan harga terbaik.
- Mengurangi Pengeluaran Tak Perlu: Misalnya, berlangganan layanan streaming atau membeli kopi setiap hari di kafe, kamu mulai berpikir ulang apakah itu benar-benar perlu. Mengurangi kebiasaan ini dapat membantu menghemat uang dalam jangka panjang.
2. Apa Itu Hidup Minimalis?
Berbeda dengan hidup sederhana, hidup minimalis lebih fokus pada mengurangi kepemilikan barang dan kegiatan yang tidak memberikan nilai atau kebahagiaan. Intinya, hidup minimalis adalah tentang hidup dengan lebih sedikit barang, tetapi lebih fokus pada kualitas hidup yang lebih baik.
Baca Juga: Enam Softskill Yang Wajib Dikuasai Setiap Orang Jika Ingin Sukses.
Prinsip utama hidup minimalis adalah mengurangi kekacauan fisik dan mental dengan mengeliminasi hal-hal yang tidak penting. Bagi seorang minimalis, memiliki sedikit barang bukanlah tujuan itu sendiri, tetapi lebih kepada menciptakan ruang dan kebebasan untuk hal-hal yang lebih bermakna dalam hidup.
- Contoh Konkret Hidup Minimalis:
Mengurangi Barang di Rumah: Seorang yang menjalani hidup minimalis mungkin akan melakukan decluttering, yaitu mengurangi jumlah barang yang dimiliki. Misalnya, hanya memiliki pakaian yang sering digunakan dan memberikan barang-barang lain yang tidak terpakai. - Fokus pada Pengalaman, Bukan Barang: Daripada membeli barang baru, seorang minimalis lebih memilih untuk menghabiskan uang untuk pengalaman yang berharga, seperti traveling atau kegiatan yang memberikan kebahagiaan jangka panjang.
- Prioritaskan Kualitas daripada Kuantitas: Dalam memilih barang, seorang minimalis akan memilih barang yang benar-benar dibutuhkan dan memiliki kualitas yang tahan lama, daripada membeli banyak barang murah yang mudah rusak.
3. Perbedaan Utama Antara Hidup Sederhana dan Hidup Minimalis
Sekarang, setelah melihat contoh konkret di atas, kamu mungkin mulai menyadari bahwa meskipun ada kesamaan, hidup sederhana dan hidup minimalis memiliki pendekatan yang berbeda:
Baca Juga: Tips Sukses Pemasaran Digital untuk UMKM
Hidup Sederhana (Frugal Living): Fokus utamanya adalah menghemat uang dan memaksimalkan nilai dari setiap pembelian. Orang yang hidup sederhana akan berusaha mendapatkan barang dan jasa dengan harga yang lebih murah tanpa mengorbankan kualitas atau nilai.
Hidup Minimalis: Fokusnya lebih kepada memiliki lebih sedikit barang dan mengurangi kekacauan dalam hidup, baik secara fisik maupun mental. Orang yang hidup minimalis memilih untuk hanya memiliki barang yang benar-benar penting dan memberi nilai lebih dalam hidup mereka.
4. Mana yang Tepat untukmu?
Sebagai mahasiswa, pasangan baru menikah, atau first jobber, tentu kamu memiliki tujuan dan prioritas yang berbeda. Berikut beberapa pertimbangan untuk memilih gaya hidup yang lebih cocok:
Jika kamu ingin mengelola keuangan dengan lebih baik dan mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, hidup sederhana bisa menjadi pilihan yang baik. Kamu dapat mulai dengan membuat anggaran, menghemat uang, dan mengurangi kebiasaan konsumtif yang tidak mendukung tujuan finansial jangka panjang.
Jika kamu merasa terlalu banyak barang atau kegiatan yang mengganggu konsentrasi dan kebahagiaanmu, hidup minimalis bisa menjadi solusi yang lebih tepat. Dengan fokus pada kualitas, bukan kuantitas, kamu akan merasa lebih bebas dan lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup.
5. Kombinasi Kedua Gaya Hidup:
Tentu saja, kamu juga bisa menggabungkan kedua gaya hidup ini! Misalnya, kamu bisa menjalani hidup sederhana dengan menghemat uang, tetapi juga menerapkan prinsip minimalisme dengan mengurangi barang-barang yang tidak diperlukan. Dengan cara ini, kamu bisa mencapai keseimbangan antara keuangan yang sehat dan kehidupan yang lebih fokus dan bermakna.
Kesimpulan:
Hidup sederhana (frugal living) dan hidup minimalis adalah dua gaya hidup yang sangat berguna, terutama untuk mahasiswa, pasangan baru menikah, dan first jobber yang sedang membangun kehidupan mereka. Hidup sederhana lebih fokus pada pengelolaan keuangan yang bijaksana, sementara hidup minimalis lebih berfokus pada mengurangi kekacauan fisik dan mental. Keduanya bisa membantu menciptakan kehidupan yang lebih terarah dan memuaskan. Pilih yang sesuai dengan tujuan hidupmu, atau bahkan kombinasikan keduanya untuk mencapai keseimbangan yang lebih baik!