Bagi kamu yang baru terjun ke dunia trading, mungkin masih bingung memilih mau fokus ke pasar saham atau forex (valuta asing). Keduanya sama-sama bisa jadi pilihan investasi atau aktivitas trading untuk mencari keuntungan. Tapi jangan salah, meski sama-sama pakai istilah “trading”, keduanya punya perbedaan mendasar. Yuk, kita bahas dengan bahasa santai biar gampang dipahami!
1. Produk yang Diperdagangkan
Saham: Kamu membeli “sebagian kecil kepemilikan” dari suatu perusahaan. Misalnya, dengan membeli saham perusahaan teknologi, kamu secara tidak langsung ikut “memiliki” bagian kecil dari perusahaan tersebut.
Forex: Di sini, kamu memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lain. Contoh yang paling umum adalah pasangan EUR/USD (Euro vs Dolar AS). Kamu tidak memiliki perusahaan, tapi memanfaatkan perubahan nilai tukar mata uang.
Baca Juga: Pengertian Trading Untuk Pemula
2. Lokasi dan Jam Perdagangan
Saham: Biasanya diperdagangkan di bursa saham suatu negara, misalnya Bursa Efek Indonesia (BEI) atau New York Stock Exchange (NYSE). Pasar saham punya jam buka dan tutup yang jelas, sesuai zona waktu setempat.
Forex: Pasar forex buka 24 jam sehari, 5 hari seminggu. Hal ini karena pasar forex melibatkan banyak pusat keuangan dunia yang buka secara bergiliran, dari Asia, Eropa, sampai Amerika.
3. Tingkat Volatilitas (Naik Turun Harga)
Baca Juga: Pengertian Investasi Saham untuk Pemula
Saham: Harga saham bisa naik turun tergantung kondisi perusahaan, berita ekonomi, dan sentimen pasar. Namun, umumnya volatilitas saham relatif lebih rendah (tergantung sahamnya) dibanding forex.
Forex: Pasar forex cenderung lebih fluktuatif karena dipengaruhi banyak faktor global, seperti keputusan bank sentral, data ekonomi, hingga isu geopolitik. Perubahan nilai tukar mata uang bisa terjadi dalam hitungan menit.
4. Leverage (Daya Ungkit)
Saham: Biasanya leverage di saham cukup terbatas. Ada beberapa broker yang menawarkan margin trading, tapi umumnya tidak sebesar di forex.
Forex: Leverage di forex bisa sangat besar, artinya dengan modal kecil, kamu bisa mengendalikan posisi yang lebih besar. Ini bisa jadi keuntungan, tapi juga risiko. Dengan leverage tinggi, potensi untung memang besar, tapi potensi rugi juga sama besarnya.
Baca Juga: Strategi Investasi Jangka Panjang: Yuk, Belajar Saham dari Sekarang!
5. Analisis yang Digunakan
Saham: Fokus utamanya adalah kondisi perusahaan. Kamu perlu melihat laporan keuangan, kinerja bisnis, industri, dan sentimen pasar terhadap perusahaan tersebut.
Forex: Kamu akan lebih sering melihat faktor makroekonomi, suku bunga, data inflasi, serta berita politik antarnegara. Analisis teknikal juga sangat umum digunakan di keduanya, tapi untuk forex, berita global punya pengaruh yang sangat besar.
6. Regulasi dan Proteksi Investor
Baca Juga: Apa Itu Trading Intraday?
Saham: Perdagangan saham diawasi oleh otoritas pasar modal di tiap negara. Contohnya di Indonesia, ada OJK (Otoritas Jasa Keuangan). Regulasi ini relatif ketat untuk melindungi investor.
Forex: Forex lebih global dan banyak broker yang beroperasi secara internasional. Pastikan kamu memilih broker forex yang sudah teregulasi oleh badan terpercaya, seperti FCA (Inggris) atau CFTC (AS). Jangan asal pilih, karena risiko penipuan lebih tinggi bila salah pilih broker.
Trading saham dan forex sama-sama menarik, tapi keduanya punya karakteristik yang berbeda. Jika kamu lebih suka mempelajari perusahaan dan industri tertentu, saham bisa jadi pilihan. Kalau kamu suka dinamika global, data ekonomi internasional, dan fleksibilitas waktu trading, forex mungkin cocok untukmu.
Ingat, baik saham maupun forex punya risiko. Pelajari dulu dasar-dasarnya, gunakan uang yang memang siap diinvestasikan atau ditradingkan, dan jangan ragu mencari ilmu dari berbagai sumber. Dengan begitu, kamu bisa menjalani aktivitas trading atau investasi dengan lebih percaya diri dan nyaman!