Awal 2025 menjanjikan peluang perbaikan karena sentimen inflasi yang terkendali dan potensi ekspansi manufaktur. Meski begitu, arus keluar dana asing bisa kembali terjadi jika kondisi global—termasuk kebijakan Presiden AS—dinilai lebih menguntungkan di luar negeri. Investor sebaiknya tetap waspada dan memantau perkembangan terkini.
1. Pasar Keuangan Indonesia Kembali Dibuka
Pasar saham dan valuta asing di Indonesia akan mulai beroperasi lagi pada Kamis (2/1/2025), setelah libur tahun baru.
Ada sentimen penting di awal perdagangan, yaitu rilis data inflasi (IHK) dan PMI Manufaktur Indonesia. Keduanya berdampak kuat pada pasar karena mencerminkan daya beli dan aktivitas industri.
2. Kinerja IHSG 2024: Berakhir di Zona Merah
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024 turun 2,65%, terburuk sejak 2020.
Meski sempat menyentuh rekor tertinggi di level 7.905,39 (20 September 2024), IHSG kemudian memasuki tren bearish akibat ketegangan geopolitik, inflasi global, dan pergantian kekuasaan di luar negeri.
Dana asing keluar dari pasar Indonesia menjelang akhir tahun, terutama karena pasar saham AS dianggap lebih menarik setelah Donald Trump terpilih kembali sebagai Presiden AS.
Baca Juga: Analis menunjuk The Fed penyebab IHSG Ambruk ke 6.900
3. Rupiah: Fluktuatif Sepanjang 2024
Rupiah sempat menguat ke level Rp15.095/US$ pada 25 September 2024, tetapi juga pernah melemah hingga Rp16.445/US$ pada 21 Juni 2024.
Pada 31 Desember 2024, rupiah menguat 0,62% di level Rp16.130/US$, namun kinerjanya sepanjang tahun tergolong bergejolak.
4. Pasar Global: AS Memimpin
Pasar saham AS (Wall Street) mencatatkan pertumbuhan signifikan pada 2024.Nasdaq naik 30,79%,
S&P 500 naik 24,01%,
Dow Jones naik 12,80%.
Pendorong utama adalah “ledakan AI”, kebijakan suku bunga The Fed yang mulai menurun, dan ekonomi AS yang tetap solid.
5. Proyeksi 2025 dan Harapan Pasar
InflasiBerdasarkan konsensus CNBC Indonesia, inflasi bulan Desember 2024 diperkirakan 0,47% (month to month/mtm) dan 1,61% (year on year/yoy).
Jika tercapai, inflasi tahunan 2024 akan menjadi yang terendah dalam sejarah (1,61%).
PMI ManufakturData PMI Manufaktur Indonesia untuk Desember 2024 diproyeksi kembali ke zona ekspansi setelah lima bulan berada di zona kontraksi. Ini menandakan pemulihan aktivitas industri.
6. Dampak Kebijakan Trump bagi Pasar
Terpilihnya kembali Donald Trump di AS memicu perpindahan modal asing ke pasar AS, karena diprediksi kebijakan Trump akan lebih menguntungkan investor domestik AS.
Namun, situasi ini berisiko memunculkan ketidakstabilan di pasar negara berkembang, termasuk Indonesia.
Baca Juga: Gara-gara Sektor Ini, IHSG Gagal Lagi Balik ke 7.100
Prospek pasar Indonesia di awal 2025 bergantung pada kinerja makroekonomi (inflasi dan PMI) serta arus dana asing. Pemangkasan suku bunga The Fed dapat menjadi katalis positif. Namun, hal ini tetap diwarnai ketidakpastian dari kebijakan Trump di AS.